Selasa, 22 April 2014

BAB II



BAB II

DESKRIPSI PROSES


2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk.
2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku
  1. Etil alkohol
Wujud                                      : cair ( 300C, 1 atm )
Warna                                      : tak berwarna
Bau                                          : segar, khas alkohol
Kemurnian                                : 96 % berat
r (30 0C)                                  : 0,78506 gr/cc

  1. Asam asetat
Wujud                                      : cair ( 300C, 1 atm )
Warna                                      : tak berwarna
Bau                                          : tajam, khas asam asetat
Kemurnian,min                         : 99,8 % berat
r (30 0C)                                  : 1,044 gr/cc

2.1.2. Spesifikasi Bahan Pembantu
  1. Katalis ( resin asam gel polystirine divinyl benzene )
Wujud                                      : sperichal beads
Warna                                      : kuning terang
Densitas                                   : 0,8 g/cc
Temperature maks                   : 300 OC
Kedalaman bed                       : min 30 inch
Flow Rate                               : 2 – 4 gpm / Cuft
Back wash flow rate               : 7 – 8 gpm / sqft (77OF)
Shipping weight                      : 800 kg / m3
Diameter partiker                    : 600 – 800

2.1.3. Spesifikasi Produk
  1. Etil asetat.
Wujud                                      : cair ( 300C, 1 atm )
Warna                                      : tak berwarna
Bau                                          : aroma buah, khas ester
Kemurnian,min                        : 99,8% berat
r (20 0C)                                 : 0,908 gr/cc
Impuritas                                 :
                                      - Kadar air,maks.                   :  0,1 % berat
                                      - Kadar etanol, maks.            : 0,1 % berat

2.2. Konsep Proses
2.2.1. Dasar Reaksi
            Proses pembuatan etil asetat merupakan reaksi Esterifikasi dari asam asetat dan etanol pada fase cair

100  oC
 
Reaksi                  O                              
  2,4 atm
 
    CH3       C       (l)  + CH3CH2OH (l)                    CH3CO      OC2H5 (l) + H2O (l)

                 OH                                        

Pada reaksi esterifikasi terjadi pemutusan ikatan karbonil oksigen dari asam karboksilat, dalam reaksi ini asam asetat. Proses pemutusan ikatan tersebut dapat diketahui dari struktur electron reaktan dan produk. Karena oksigen lebih elektronegatif dari carbon, maka carbon carbonil lebih positif dari pada oksigen carbonil, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut :

                                     O d-
              CH3    d+C                      ( Groggins, 1957 )

                         OH

Oksigen pada etanol yang mempunyai pasangan electron bebas akan menyerang pusat positif karbon karbonil.
2.2.2. Pemakaian Katalis
            Reaksi terjadi pada fase cair – cair, tanpa reaksi samping dengan reaksi asam gel polystyrene divinyl benzene. Tekanan optimum reaksi sebesar 1,5 atm dan suhu 99 – 100 OC. perbandingan reaktan asam acetat dan ethanol sebesar 1 : 2, dengan konversi 65%.
2.2.3. Mekanisme Reaksi
            Reaksi pembentukan etil acetat meliputi dua tahap proses, yaitu :
1)      Proses dengan katalis
a.       Adsorbsi
Adsorbs reaktan pada permkaan katalis :
CH3COOH                       CH3COOH S
Pada tahap ini terjadi adsorbsi reaktan pada resin
b.      Aktivasi
Pada tahap ini reaktan yang teradsorbsi akan bersifat aktif dipermukaan katalis.
CH3COOH S                      CH3COOH+
aktivasi asam acetat teradsorbsi menjadi asam acetat teraktivasi.
Reaktan yang telah teradsorbsi akan bersifat aktif dipermukaan katalis, sehingga suhu tinggi digunakan dalam aktivasi ini.
c.       Desorbsi
CH3COOH +                    CH3COOH    
pada tahap ini terjadi reaksi desorbsi asam  acetat menjadi asam acetat bebas.

2)      Proses dengan reaktan etanol
            Mekanisme reaksi proses esterifikasi yang terjadi adalah :


a.                             O                              Od-                             OH+
            CH3       C                                                            CH3    C    OH

                  OH                              +H+

 

Penambahan proton untuk menambah kereaktifan gugus karbonil.              

                              OH+                                                                                                                 O
b.         CH3   C    OH  +  C2H5OH                       H2O  +  CH3    C
                                                                             C2H5    O     H+
Penyerangan gugus nukleofilik melalui alkohol untuk membentuk formasi keadaan transisi.
                     O               -H+                                  O
c.          CH3      C                                         CH3     C
              C2H5    O    H+                                                     OC2H5
                Pergeseran proton untuk membentuk H2O
1.      Proton dari asam mineral diikat oleh electron bebas ( tak berpasangan ) dari atom O dalam gugus OH dari asam organic dan membentuk ion “ Oxonium”.
2.      Ion hodronium dari alcohol membentuk H2O dan gugus R+O dari alcohol menggantikan gugus atau ion Oxonium.
3.      Hasil reaksi b melepaskan ion H+ akan menghasilkan ester.
                                            ( Sumber : Fieser & Fieser “Organic Chemistry”  )



2.2.4 Tinjauan Thermodinamika
            Reaksi pembuatan Etil asetat ini berlangsung secara endotermis (reaksi yang membutuhkan panas), hal ini dapat ditinjau dari DH reaksi  (298 0K) di bawah ini :
Reaksi :  CH3COOH  +  CH3CH2OH                           CH3COOCH2CH3  +  H2O
DHR (298 0K)  = å DHf  produk  -  å DHf reaktan
                        = (- 463.250) + (-285.830) – {(-484.500) + (-277.690)}
                        = 13.110 J/mol
            Reaksi yang terjadi merupakan reaksi reversible dimana konversi 67% basis asam asetat dengan perbandingan mol reaktan etanol dan asam asetat adalah
 2 : 1 sehingga menghasilkan etil asetat dengan kemurnian 99,8% berat.
                                                 ( Sumber : Mc Ketta and Cunnigham WA, vol 19 )
Reaksi reversible dapat ditunjukkan dari harga konstanta kesetimbangan berikut :
            ln K = DG / (-RT)
DG0R (2980K)  = (-310.280) + (-237.130) – {(-389.900) + (-174.780)}
                        = 17.270 J/mol
sehingga didapat harga K298 = 9,39 . 10-4
Jadi dari segi thermodinamika, reaksi ini merupakan reaksi endothermis dan reversible, ini berarti kenaikan suhu akan menaikkan harga K sesuai persamaan Van’t Hoff :
 =    
sehingga didapat harga K373 = 2,721 . 10-3
berdasarkan persamaan diatas, konversi kesetimbangan akan semakin besar bila suhu diperbesar.

2.2.5. Tinjauan Kinetika
            Secara umum untuk mengutahui pengaruh suhu dapat ditentukan dengan persamaan Arhenius :
                  k = A.e –Ea/RT
Dari persamaan tersebut terlehat bahwa untuk memperbesar harga k dapat dilakukan dengan menaikkan suhu.
            Harga konstanta kecepatan reaksi esterifikasi etil asetat dari etanol dan asam asetat pada suhu 100˚ C pada fase cair adalah
k1 = 4,76 . 10-4 liter/(g.mol).(min)
k2 = 1,63 . 10-4 liter/(g.mol).(min)
(Sumber : J.M. Smith, 1956)
Dari harga k1 dan k2 di atas, diperoleh nilai konstanta keseimbangan reaksi sebesar:
K =
Bila ditinjau secara kinetika, semakin tinggi suhu maka konstanta kecepatan reaksi (k) akan semakin besar, namun suhu dan tekanan yang digunakan dibatasi oleh fase reaksi ( cair ) yaitu dibawah titik didih reaktan dan produk dan tekanan tertentu diman campuran reaktan masih dalam kondisi cair pada suhu tersebut sehingga biaya operasional yang dikeluarkan tidak terlalu besar.

2.2.6. Kondisi Operasi
Untuk mendapatkan konversi yang optimal, maka perlu dilakukan pengaturan kondisi operasi sebagai berikut :
a.         Pengaturan suhu
Reaksi akan berlangsung lebih cepat atau harga k makin besar oleh adanya kenaikkan suhu, namun kenaikkan suhu dibatasi oleh fase reaksi dimana dijaga agar reaksi tetap dalam fase cair yaitu dibawah titik didih reaktan.
b.        Menggunakan salah satu reaktan berlebih dan pengambilan salah satu produk reaksi, sehingga reaksi bergeser ke kanan.
Etanol dibuat berlebih agar semakin besar etanol yang bereaksi dengan asam asetat sehingga konversi meningkat, dimana asam asetat bertindak sebagai pereaksi pembatas.. Semakin banyak jumlah reaktan yang digunakan maka konversi juga akan semakin besar. Karena etil asetat merupakan produk yang diinginkan, sehingga air yang terbentuk diambil supaya konversi meningkat.
c.         Pengaturan tekanan
Reaksi berlangsung dalam fase cair pada suhu tinggi yaitu 100˚C. Oleh karena itu pada prarancangan ini dipilih tekanan 1,2 atm, karena pada tekanan tersebut reaktan masih dalam kondisi cair.

2.3     Diagram Alir Proses
          Diagram Alir proses tercantum dalam gambar 2.1.



2.3.1   Langkah Proses
Secara keseluruhan proses pembuatan etil asetat ini dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu:          
1.       Tahap penyimpanan bahan baku
2.       Tahap Penyiapan bahan baku
3.       Tahap Reaksi
4.       Tahap pemurnian produk
5.       Tahap penyimpanan produk
Uraian proses secara lengkap adalah sebagai berikut :
1.   Tahap penyimpanan bahan baku
Bahan baku asam asetat dan etanol masing – masing disimpan dalam tangki penyimpanan tipe flatt bottom conical roof  tank pada kondisi suhu 30 0C dan tekanan 1 atm.
2.   Tahap Penyiapan bahan baku
  1. Asam asetat
Asam asetat dengan kemurnian 99,8 % disimpan pada fase cair dalam tangki penyimpanan (T-01) pada kondisi tekanan 1 atm dan suhu 30 0C. Asam asetat dari tangki penyimpanan (T-01), dialirkan secara kontinyu (P01) menuju reaktor (R).

b.   Etanol
Etanol dengan kemurnian 96 % disimpan pada fase cair dalam tangki penyimpanan (T-02)  pada kondisi tekanan 1 atm dan suhu 30 0C. Etanol  dari tangki penyimpanan (T-02), dialirkan secara kontinyu menggunakan pompa (P-02) reaktor (R).

3.   Tahap Reaksi
Campuran bahan baku yang telah mencapai kondisi yang diharapkan kemudian dialirkan ke reaktor dengan perbandingan etanol dan asam asetat   2 : 1. Reaktor yang digunakan adalah Reaktor  adalah reaktor fixed bed multitube dengan katalisator resin asam polystyrene divinyl benzene dan ceramics balls sebagai supporting media. Reaksi berlangsung pada temperature 99 – 100OC dan tekanan 1,5 atm. Produk reaktor adalah etil asetat, sisa reaktan etanol dan asam asetat, serta produk samping air. Produk reaktor kemudian diumpankan ke unit pemurnian.
Reaksi : CH3COOH (L) + CH3CH2OH (L)                   CH3COOC2O5 (L) + H20(L)
Komponen produk reaktor berupa etil acetat, air , asam acetat dan ethanol

4.   Tahap Pemurnian
Produk keluar reactor dialirkan kekolom destilasi pertama (D1). Produk atas kolom destilasi (D1) didinginkan dan diembunkan di kondensor dengan media air sebagai pendingin. Dari kondensor destilat dialirkan ke kolom destilasi (D2). Hasil bawah kolom destilasi (D1) dialirkan ke reaktor. Destilat dari (D2) didinginkan dengan kondensor dan dialirkan ke mixer (MX) sedangkan hasil bawah kolom destilasi (D2) dialirkan ke kolm destilasi (D4). Di mixer (MX)  akan dilakukan penambahan fresh water, yang bertujuan untuk melarutkan etanol dalam air. Untuk memisahkan etil acetat dari etanol dan air. Cairan mixer dialirkan ke decanter (DC) sehingga membentuk dua lapisan. Lapisan atas yang terdiri dari sebagian besar etil acetat serta sedikit etanol dan air, selanjutnya dialirkan kekolom destilasi (D3), sedangkan lapisan bawah dialirkan ke kolom destilasi (D4). Di kolom destilasi (D4) dimasukkan ke reaktor sedangkan hasil bawah di alirkan ke UPLC. Hasil atas kolom destilasi (D3) yang berupa etil acetat dengan kemurnian 99,8% dialirkan ke tangki penyimpanan produk (T3), sedangkan hasil bawah kolom destilasi (D3) di alirkan ke mixer.

5.   Tahap penyimpanan produk
Produk etil asetat disimpan pada kondisi cair dingin (30 0C) dan tekanan 1 atm dalam tangki flatt bottom conical roof  tank.












2.4. Neraca Massa dan Neraca Panas
2.4.1. Neraca Massa
             Tabel 2.1.  Neraca Massa di sekitar Reaktor
Komponen
Input Kg/jam
Output Kg/jam
Arus 1
Arus 2
Arus 3
Asam Acetat
858,8588

421,987
Ethanol
-
4053,061
1309,615
Etil Acetat
-
-
1367,82
Air
1,721
213,319
4176,217
Total
860,58
4266,38
7275,639

Tabel 2.2.  Neraca disekitar Destilasi
Komponen
Input  Kg/jam
Output Kg/jam
Arus 3
Arus 4
Arus 5
Asam Acetat
421,987
-
423,02
Ethanol
1309,615
1308,034
-
Etil Acetat
1367,82
1369,669
-
Air
4176,217
4170,643
4,272
Total
7275,639
6848,346
427,293
                 
Tabel 2.3.  Neraca Massa Di sekitar kolom Destilasi 2
Komponen
Input  Kg/jam
Output Kg/jam
Arus 5
Arus 7
Arus 6
Asam Acetat
423,02
-
-
Ethanol
-
148,518
1159,168
Etil Acetat
-
1369,669
-
Air
4,272
132,016
4038,956
Total
427,293
1650,204
5198,142

Tabel 2.4.    Neraca Massa Di mixer
Komponen
Input  Kg/jam
Output Kg/jam
Arus 7
Arus 8
Arus 12
Arus 9
Asam Acetat
-
-
-
-
Ethanol
148,518
-
25,813
174,290
Etil Acetat
1369,669
-
0,185
1367,975
Air
132,016
283,9
66,521
484,364
Total
1650,204
283,9
92,52
2026,629

Tabel 2.5.   Neraca Massa disekitar Dexanter
Komponen
Input  Kg/jam
Output Kg/jam
Arus 9
Arus 10
Arus 11
Asam Acetat
-
-
-
Ethanol
174,290
147,058
27,102
Etil Acetat
1367,975
40,961
1260,28
Air
484,364
483,478
67,757
Total
2026,629
671,498
1355,14
              
Tabel 2.6.   Neraca Masasa disekitar Destilasi 3
Komponen
Input  Kg/jam
Output Kg/jam
Arus 11
Arus 12
Arus 13
Asam Acetat
-
-
-
Ethanol
27,102
25,813
1,262
Etil Acetat
1260,28
0,185
1260,095
Air
67,757
66,521
1,262
Total
1355,14
92,52
1262,62
Tabel 2.7 Neraca Massa disekitar Destilasi 4
Komponen
Input  Kg/jam
Output Kg/jam
Arus 10
Arus 6
Arus 14
Arus 15
Asam Acetat
-
-
-
-
Ethanol
147,058
1159,168
1720,989
207,465
Etil Acetat
40,961
-
108,019

Air
483,478
4038,956
1,830
3941,846
Total
671,498
5198,142
1830,839
4149,312

2.4.2. Neraca Panas
Tabel 2.8 Neraca Panas Di sekitar reactor (Kj/jam)
komponen
Input
output
QA
QB
Q SI
Q3
QS2
Etanol
-
1075063.196
549025,128
70851.43604
       118329,48
Etil acetat
-
-
239513.7195
Asam acetat
216232.8198
-
2,09E+05
Air
1081.386782
107051.3256
1311296.708
Sub total
217.314,2066
1.182.114,521
1830000
jumlah
1948329,48
1948329,48

Tabel 2.8 Neraca Panas Disekitar Destilasi (D-1) (Kj/jam)
Komponen
Input


Output

Q3
Q Reb
Q4
Q5
Qkond
Etanol
70851.43604
21.861.776,840
213,781.94
-
22,014,277.798
Etil asetat
239513.7195
187,338.35
-
Asam acetat
2,09E+05
-
98,015.98
Air
1311296.708
1,176,534.94
1,827.84
Sub Total
1,83E+06
1,577,655.23
99,843.82
Total
23691776,84
23691776,84

Tabel 2.9 Neraca Panas Disekitar Destilasi (D-2) (Kj/jam)
Komponen
Input
Output
Q4
Q Reb
Q7o
Q6
Qkond
Etanol
925.774,713
   2,306,888.581

19231.81492
207714.9841
2,236,902.178
Etil asetat
321,895
148309.4774
-
Air
430.976,712
29786.13023
1243810.553
Asam asetat
217.621,239
-
-
Sub Total
1.574.694,559
197.327,4226
1.451.525,538
Total
3881583,14
3881583,14

Table 2.10 Neraca Panas disekitar Mixer (Kj/jam)
Komponen
Input
Output
Q7
Q8
Q12
Q9
Etanol
19231.49698
-
4363.845358
9500.008232
Etil acetat
148307.0181
-
26.18253807
62239.57512
Asam acetat
-
-
-
-
Air
29785.65566
5961.464114
19380.81534
46995.35216
Sub total
197324.1708
5961.464114
23770.84324
118734.9355
jumlah
227.056.683
227.056.683

Tabel 2.11 Neraca Panas Disekitar Decanter (Kj/jam)
Komponen
Input
Output
Q9
Q11
Q10
Etanol
18258.71254
3847.724737
56.849,128
Etil asetat
119766.9249
149657.012
Air
89031.04572
16702.34181
Sub Total
227.056,6831
170.207,0785
Total
227.056,6831
2.288.904,554

Table 2.11 Neraca Panas Disekitar Destilasi (D-3) (Kj/jam)
Komponen
Input


Output

Q11
Q Reb
Q13
Q12
Qkond
Etanol
3847.724737

834,136.6732

6126.46859
4669.813983
838,409.7809
Etil asetat
149657.012
9795.399067
28.02617168
Air
16702.34181
4165.777315
20672.38029
Sub Total
170.207.0785
140.563.7504
25370.22045
Total
1004343,752
1004343,752

Table 2.12 Neraca Panas Disekitar Cooler Produk (Kj/jam)
Komponen
Input
Output
Q13i
Q13o
Q yang dibuang
Etanol
167.868962
14.70825442
1.282.383,293
Etil asetat
140103.6707
12239.23572
Air
292.2107641
26.51308144
Sub Total
140563.7504
12280.45706
Total
140563.7504
140563.7504

Tabel 2.13 Neraca Panas Disekitar Destilasi (D-4) (Kj/jam)
Komponen
Input
Output
QD
Q Reb
Q14o
Q15
Q kond
Etanol
314629,42

5.598.838,30

231779,9209
41.147,32

5.475.406,61

Etil asetat
15242,69989
12166,50963
-
Air
1168814,286
429,006935
1.336.595,34
Sub Total
1.498.686,406
244375,4375
1.377.742,66
Total
7.097.524,706
7.097.524,71

Table 2.14 Neraca Panas Disekitar Cooler UPLC (Kj/jam)
Komponen
Input
Output
Q15i
Q15o
Q yang dibuang
Etanol
40.048.235
2352.212
1.258.028
Air
1.300.893,761
80.561.786
Sub Total
134.0941,997
82.913.997
Total
1.340.941,997
1.340.941.997



2.6.1. Lay Out Pabrik
Lay out pabrik adalah letak dari bagian-bagian pabrik meliputi : tempat kerja karyawan, tempat penyimpanan bahan baku maupun produk, sehingga masing-masing bagian dapat berfungsi secara efektif. Tata letak pabrik dirancang sedemikian rupa dan harus memperhatikan alat-alat produksi, sehingga penggunaan area pabrik, kelancaran proses produksi, keamanan dan keselamatan karyawan dapat terjamin.
Selain peralatan yang tercantum dalam flow sheet proses, beberapa bangunan fisik seperi kantor, bengkel, poliklinik, laboratorium, kantin, pos keamanan dan lainnya hendaknya ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu dari segi lalu lintas barang, kontrol dan keamanan.
         Adapun secara umum hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancangan tata letak pabrik adalah:
1.      Kemungkinan perluasan pabrik dan penambahan bangunan
Area perluasan pabrik harus direncanakan sejak awal agar masalah kebutuhan tempat tidak timbul dimasa yang akan datang. Sejumlah area khusus perlu disiapkan untuk perluasan pabrik, penambahan peralatan untuk menambah kapasitas pabrik ataupun untuk mengolah produknya sendiri ke produk lain.
2.      Keamanan
Keamanan terhadap kemungkinan adanya bahaya kebakaran, ledakan, asap/gas beracun harus benar-benar diperhatikan dalam penentuan tata letak pabrik. Untuk itu harus dilakukan penempatan alat-alat pengaman. Tangki penyimpanan bahan baku ataupun produk berbahaya harus diletakkan di area khusus serta perlu adanya jarak antara bangunan satu dengan yang lain, guna memberikan ruang yang leluasa untuk keselamatan.
3.      Luas area yang tersedia
Pemakaian tempat disesuaikan dengan area yang tersedia. Jika harga tanah tinggi, maka diperlukan effisiensi dalam pemakaian ruangan hingga peralatan tertentu diletakkan diatas peralatan yang lain ataupun lantai ruangan diatur sedemikian rupa agar menghemat tempat.
4.      Instalasi dan Utilitas
Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, udara, steam dan listrik akan membantu kemudahan kerja dan perawatannya. Penempatan pesawat proses sedemikian rupa sehingga petugas dapat dengan mudah mencapainya dan dapat menjamin kelancaran operasi serta memudahkan perawatannya.
5.      Area pengolahan limbah
Pabrik harus memperhatikan aspek sosial dan ikut menjaga kelestarian lingkungan, yaitu dengan memperhatikan masalah buangan limbah hasil produksinya. Batas maksimal kandungan komponen berbahaya pada limbah harus diperhatikan dengan baik. Untuk itu penambahan fasilitas pengolahan limbah sangat diperlukan, sehingga buangan limbah tersebut tidak berbahaya bagi komunitas yang ada di sekitarnya.
6.      Jarak yang tersedia dan jarak yang dibutuhkan
Alat-alat proses perlu diletakkan pada jarak yang teratur dan nyaman sesuai dengan karakteristik alat dan bahan, sehingga kemungkinan bahaya kecelakaan dapat dihindarkan. Sebagian besar aliran bahan cair dan gas di plant menggunakan piping dan harus memperhatikan regulasi yang tepat dalam desain. Letak alat proses diusahakan tidak terlalu dekat atau terlalu jauh untuk mempermudah pengangkutan dan perbaikan.
Perincian penggunaan tanah (lahan) dapat dilihat pada table 2.15
         Tabel 2.15. Perincian Penggunaan Lahan
Bangunan
Ukuran
Luas (m2)
Pos keamanan
4x 4
16
Gedung serbaguna
30 x 10
300
Kantin & smoking area
10 x 10
100
Bengkel & Gudang alat
30 x 10
300
Pemadam kebakaran
30 x 10
300
Poliklinik
5 x 10
50
Area utilitas
60 x 20
1.200
Area proses
40 x 50
2.000
Ruang kontrol
20 x 5
100
Laboratorium
20 x 5
100
Perpustakaan
25 x 5
125
Kantor
50 x 20
1.000
Unit pengolahan limbah
40 x 10
400
Masjid
10 x 20
200
Perumahan
60 x 50
3.000
Total
-
9191









Tata Letak Pabrik
Gambar 2.1  Tata Letak Pabrik
Dalam perancangan lay out peralatan proses, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
1.      Aliran bahan baku dan produk
Aliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan nilai ekonomi yang tinggi, semakin dekat penempatan bahan baku dan produk dengan jalur transportasi, semakin efisien dana yang dikeluarkan.
2.      Aliran udara
Aliran udara di dalam dan disekitar area proses diperhatikan supaya lancar. Hal ini bertujuan untuk menghindari stagnasi udara pada suatu tempat yang dapat menyebabkan akumulasi bahan kimia berbahaya sehingga dapat mengancam keselamatan kerja. Disamping itu perlu diperhatikan arah hembus angin.
3.      Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai pada tempat-tempat proses yang berbahaya atau beresiko.
4.      Tata letak alat proses
Penempatan alat-alat proses yang tepat akan mempercepat jalannya proses sehingga menjamin kelancaran proses produksi.
5.      Kelancaran lalu lintas
Kelancaran lalu lintas barang dan manusia juga berpengaruh terhadap jalannya  proses produksi.
6.      Tata letak area proses
Penempatan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar dapat menekan biaya operasi dan menjamin keamanan produksi pabrik sehingga dapat menguntungkan dari segi ekonomi
7.      Jarak antar alat proses
Alat produksi yang mudah meledak atau terbakar letaknya dijauhkan dari peralatan yang lain, sehingga apabila terjadi ledakan atau kebakaran tidak membahayakan peralatan lain.
Lay out peralatan proses dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Tata Letak Peralatan Proses

Keterangan gambar:


ACc     : AkumulatORS
IM-02   : In line Mixer Etanol
CD        : Kondensor
CL        : Cooler
DC        : Dekanter
D         : Kolom distilasi
P          : Pompa
R           : Reaktor
RB       : Reboiler
T-01      : Tangki Asam asetat
T-02     : Tangki Etanol
T-03       : Tangki Produk
T-04     : Tangki fresh water  



Tata letak alat-alat proses harus dirancang sedemikian rupa sehingga:
·      Kelancaran proses produksi dapat terjamin
·      Dapat mengefektifkan penggunaan luas lantai
·      Biaya material handling menjadi rendah dan menyebabkan turunnya pengeluaran untuk kapital yang tidak penting.
      Jika tata letak peralatan proses sedemikian rupa sehingga urut-urutan proses produksi lancar, maka perusahaan tidak perlu untuk membeli alat angkutan yang biayanya mahal.
·      Karyawan mendapat kepuasan kerja
      Jika karyawan mendapat kepuasan kerja, maka akan membawa dampak   meningkatnya semangat kerja yang akhirnya meningkatkan produktifitas kerja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar