BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN
LABORATORIUM
4.1.
Unit Pendukung Proses
Unit pendukung proses atau sering disebut dengan unit
utilitas merupakan bagian penting untuk menunjang kelangsungan suatu proses
dalam pabrik. Unit pendukung proses ini meliputi : unit penyediaan air (air
pendingin, air sanitasi, air umpan boiler dan air proses), steam, listrik,
pengadaan bahan bakar dan unit pengolahan limbah.
Unit pendukung proses yang terdapat
dalam pabrik Etil Asetat antara lain :
- Unit pengadaan air
- Unit pengadaan steam
- Unit pengadaan listrik
- Unit pengadaan bahan bakar
- Unit penyediaan udara tekan
- Unit pengolahan limbah
4.1.1. Unit Pengadaan Air
Unit ini berfungsi untuk mengolah dan
menyediakan air dari sumber air untuk keperluan air proses, air sanitasi, air
untuk umpan boiler dan air pendingin.
Sumber air yang digunakan pada pabrik
Etil Asetat ini berasal dari anak cabang Sungai bengawan solo, dengan jumlah debit air yang diambil sebesar 9081,178 m3/hari. Air sungai dipilih dengan
pertimbangan-pertimbangan bahwa air sungai kontinuitasnya relatif tinggi
sehingga resiko kekurangan air dapat dihindari dan pengolahan air sungai
relatif mudah dan sederhana sehingga tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar.
4.1.1.1 Pengolahan Awal
Air
Air dari anak sungai bengawan solo dilewatkan pada
saringan kasar kemudian dilewatkan pada saringan yang lebih halus supaya sampah
dan kotoran tersaring selanjutnya ditampung dalam tangki sedimentasi. Di dalam
tangki sedimentasi terjadi pengendapan berdasarkan gaya gravitasi. Bahan-bahan
yang diendapkan antara lain pasir, lumpur dan tanah yang terikut oleh air
sungai.
Selanjutnya air masuk pada tangki koagulasi yang di
dalamnya ditambahkan koagulan berupa tawas, dengan rumus kimia (Al2(SO4)3.18H2O).
Penambahan tawas akan mengakibatkan terbentuknya gumpalan-gumpalan yang menyatu
membentuk flok-flok dan akhirnya mengendap. Endapan kemudian dibuang sedangkan
air yang bersih ditampung dalam tangki air bersih.
Setelah proses sedimentasi kemudian air mengalami proses
filtrasi. Tujuan filtrasi adalah membersihkan air supaya bebas dari zat
tersuspensi dan kekeruhan. Proses filtrasi ini menggunakan saringan pasir.
Setelah proses filtrasi maka akan didapatkan air yang jernih, yang kemudian di
tampung dalam tangki air bersih.
4.1.1.1 Penggunaan Air di
Pabrik Etil Asetat
Kebutuhan air di pabrik etil
asetat ini, secara keseluruhan dipergunakan untuk keperluan :
a.
Air umpan boiler
(boiler feed water)
Air umpan boiler
merupakan air yang digunakan untuk menghasilkan steam untuk kelangsungan proses. Kebutuhan air umpan boiler untuk sirkulasi sebesar 343,396 m3/hari dan make-up sebesar 34,339 m3/hari karena diperkirakan
adanya kondensat yang hilang melalui steam
trap.
Air yang digunakan untuk umpan boiler harus
memenuhi beberapa persyaratan terutama kesadahan Ca dan Mg yang perlu
diturunkan dari 200 ppm dan 100 ppm menjadi 0 ppm dengan cara ion exchanger
(penukar ion) baik itu anion atau kation, sehingga akan diperoleh demin water.
Air dari tangki air bersih dialirkan ke dalam ion
exchanger, sehingga akan diperoleh air dengan kesadahan 0 ppm. Pelunakan air
sadah ini menggunakan padatan penukar ion yaitu zeolith.
Setelah mengalami proses pelunakan air, kemudian
dilakukan proses aerasi dan deaerasi. Proses aerasi merupakan proses
pencampuran air dengan udara secara merata. Tujuan proses aerasi adalah untuk
menghilangkan gas-gas yang tidak diinginkan seperti CO2 dan H2S.
Sedangkan proses deaerasi bertujuan untuk
menurunkan kadar oksigen dalam air. Proses deaerasi ini dilakukan dengan
memanaskan air sampai suhu didihnya sehingga kadar O2 turun menjadi
0,1-0,2 ppm. Pengolahan yang terakhir adalah dengan penambahan bahan kimia
secara langsung ke dalam ketel uap bersama-sama air pengisi ketel. Penambahan
bahan-bahan tersebut antara lain: soda abu, garam phospat, NaOH, garam sulfit
dan tanin. Setelah proses seluruhnya dilakukan maka air telah siap digunakan
untuk air umpan boiler.
b.
Air pendingin
Kebutuhan air pendingin
untuk sirkulasi sebesar 8.693,982 m3/hari dan untuk make-up sebesar 434,699 m3/hari.
Air yang digunakan sebagai air pendingin harus dihindarkan dari zat-zat yang
dapat menyebabkan korosi, fouling, maupun zat-zat yang menyebabkan pertumbuhan
mikroorganisme, seperti : besi dan oksigen terlarut yang dapat menimbulkan
korosi, silika yang dapat menyebabkan kerak, dan minyak yang merupakan penyebab
terganggunya film corrotion inhibitor, menurunkan heat
transfer coefficient dan dapat menjadi makanan mikroba sehingga menimbulkan
endapan.
Oleh karena itu Untuk memenuhi kebutuhan air pendingin, air yang sudah diolah dan
ditampung dalam tangki air bersih perlu pengolahan lebih lanjut untuk mencegah
timbulnya kerusakan pada peralatan. Oleh karena itu air pendingin perlu
penambahan bahan-bahan seperti:
·
Senyawa
phospat untuk mencegah timbulnya kerak pada pipa.
·
Senyawa
kaporit untuk membunuh bakteri dan mencegah timbulnya lumut pada menara
pendingin
·
Asam sulfat
dan kaustik untuk mengatur pH
c.
Air Proses
Air yang digunakan untuk proses pencampuran di mixer mempunyai persyaratan yang sama dengan air
umpan boiler dan kebutuhan air proses sebesar 6,813 m3/hari.
d.
Potable
water
Potable
water digunakan untuk kebutuhan air minum,
laboratorium, kantor dan perumahan, yang kebutuhan totalnya diperkirakan 43,8 m3/hr.
Potable water harus memenuhi syarat
baik secara fisik, kimia, maupun biologis, dimana air harus jernih, tidak
beracun, dan tidak mengandung mikroorganisme yang bersifat pathogen.
Dari tangki air bersih, air selanjutnya dipompakan
ke bak penampung kemudian ditambahkan desinfektan, yang berfungsi untuk
membunuh bakteri-bakteri yang merugikan yang dapat menimbulkan penyakit.
Desinfektan yang digunakan adalah kaporit (kalsium hipoklorit : Ca(OCl)2).
Kemudian
air dilewatkan pada saringan arang aktif yang berfungsi untuk mengikat
kelebihan klor dan menghilangkan bau. Air ini kemudian ditampung dalam bak
penampung dan siap digunakan untuk kebutuhan air rumah tangga
4.1.2. Unit Penyediaan Steam
Steam merupakan sarana yang
sangat penting digunakan dalam proses, seperti untuk heat exchanger dan reboiler,
yang dihasilkan oleh boiler.
Kebutuhan steam sebesar 15.738,99kg/jam kg/jam
dipenuhi dari satu unit boiler,
dimana kebutuhan steam ini dilebihkan
10% karena diperkirakan adanya
kondensat yang hilang melalui steam
trap.
Jenis boiler yang digunakan adalah fire
tube boiler, dimana gas panas
mengalir dalam pipa yang dikelilingi air. Mekanisme perpindahan panas utama
yang terjadi adalah secara konveksi, sehingga terjadi perpindahan panas dari
gas panas ke air, dimana air akan berubah menjadi uap air. Bahan bakar yang
digunakan adalah minyak solar sebesar 1,02 m3/jam. Kebutuhan
air untuk pembuatan steam dipenuhi
dari unit pengolahan air demineralisasi ( demine
water tank ) dan dari kondensat yang dikembalikan ke deaerator.
4.1.3. Unit Pengadaan Tenaga Listrik
Kebutuhan listrik dalam pabrik
meliputi kebutuhan listrik untuk proses sebesar 25,35 kW, untuk utilitas sebesar 40,3 kW, untuk
pengolahan limbah sebesar 10,4 kW untuk penerangan dan AC sebesar 54,89 kW serta untuk laboratorium dan
instrumentasi sebesar 10 kW. Kebutuhan tenaga listrik ini diperoleh dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan dibackup
dengan generator cadangan dengan daya 250 kW.
Generator yang digunakan adalah generator arus
bolak balik dengan pertimbangan:
§ Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar
§ Tenaga dapat dinaikkan atau diturunkan
sesuai dengan kebutuhan, dengan menggunakan transformator
Generator AC yang digunakan jenis AC 3 fase yang
mempunyai keuntungan :
§ Tenaga listrik stabil
§ Daya kerja lebih besar
§ Kawat penghantar yang digunakan lebih
sedikit
§ Harganya murah dan sederhana
4.1.4. Unit Pengadaan Bahan Bakar
Unit pengadaan bahan bakar
bertujuan memenuhi kebutuhan bahan bakar pada boiler dan generator. Bahan bakar
yang digunakan adalah solar yang diperoleh dari PERTAMINA atau distribusinya.
Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahan bakar
cair:
- Mudah didapat
- Kesetimbangan terjamin
- Mudah dalam penyimpanannya
Kebutuhan bahan bakar solar untuk menjalankan
generator sebanyak 65,095 ft3/jam
Jadi total kebutuhan solar untuk boiler dan
generator adalah 199,445 ft3/jam
4.1.5. Unit
Penyediaan Udara Tekan
Unit
ini bertugas menyediakan udara tekan untuk keperluan sistem instrumentasi di
seluruh area proses, utilitas, pembersihan alat, dll. Udara tekan dihasilkan
dengan mengkompresi udara luar menggunakan kompresor dan didistribusikan
melalui pipa – pipa. Udara tekan harus bersifat kering, bebas minyak dan tidak
mengandung partikel lainnya.
Untuk
memenuhi kebutuhan digunakan 2 buah kompresor. Kapasitas masing – masing
kompresor diperkirakan 25 m3/menit dan mempunyai tekanan 8 kg/cm2.
4.1.6. Unit
Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari
pabrik etil asetat adalah limbah cair. Buangan limbah cair dari pabrik akan
diolah dalam Waste Water Treatment
(WWT) agar aman terhadap lingkungan. Limbah dikatakan aman jika telah memenuhi
persyaratan atau standar pemerintah. Spesifikasi air limbah olahan menurut
pemerintah dapat dilihat pada tabel 4.2:
Tabel 4.1 Waste Water
Effluent Specification
No.
|
Effluent
|
Kadar
(mg/l)
|
1.
|
Suspended
solid
|
200
|
2.
|
Minyak
(oil)
|
15
|
3.
|
BOD
|
50
|
4.
|
COD
|
100
|
5.
|
pH
|
6-9
|
Limbah yang dihasilkan oleh pabrik Ethyl
asetat berbentuk bahan buangan cair, padatan serta gas di unit utilitas.
Pengolahan limbah tersebut didasarkan pada jenis buangannya :
1.
Pengolahan
bahan buangan cair
a. Limbah sanitasi
Air buangan sanitasi berasal dari toilet pabrik dan perkantoran,
yang dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi dengan menggunakan lumpur
aktif, aerasi dan injeksi chlorine.
Chlorine ini berfungsi sebagai desinfektan, yaitu membunuh mikroorganisme
yang dapat menimbulkan penyakit.
b. Air berminyak
Air berminyak berasal dari buangan pelumas pada pompa kompresor dan
alat-alat lain. Pemisahan dilaksanakan berdasarkan perbedaan berat jenisnya,
dimana minyak di bagian atas dialirkan ke tungku pembakar, dan air di
bagian bawah dialirkan ke penampungan
terakhir kemudian dibuang.
c. Air sisa regenerasi
Air sisa regenerasi dari unit demineralisasi mengandung NaOH dan H2SO4
yang kemudian dinetralkan dalam kolam penetralan hingga pH mencapai sekitar 6,5
– 7, serta mengandung O2 minimal 3 ppm, setelah dinetralisasi, air
limbah dibuang ke laut.
2.
Pengolahan
bahan buangan padatan
Limbah padat berupa lumpur atau pasir yang
dihasilkan dari unit pengolahan air dimanfaatkan sebagai penimbun yang
sebelumnya diturunkan kadar airnya.
3.
Pengolahan gas buang
Gas buang di unit utilitas ini diolah hingga
sesuai dengan Baku mutu udara emisi menurut Surat Keputusan Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-03/MENKLH/II/1991
yang di lhat pada table 4.3.
Tabel 4.2 Harga baku mutu
emisi gas buang
No
|
Parameter
|
Baku Mutu Emisi
|
Keterangan
|
||
A
|
B
|
C
|
|||
1
|
Kabut asam sulfat atau sulfur trioksida atau keduanya
|
0,02
|
0,25
|
0,30
|
1. gm SO3/Nm3 dari
buangan gas.
2. Buangan gas bebas dari kabut
persisten
|
2
|
Oksida Nitrogen (NOx)
|
1,70
|
4,60
|
4,60
|
Buangan gas tak
berwarna. gm/Nm3
|
3
|
Karbon monoksida
|
1,00
|
1,00
|
11,00
|
Gm/Nm3
|
4
|
Partikel padat (operasi lainnya)
|
0,40
|
0,50
|
0,60
|
Gm/Nm3
|
5
|
Hidrogen Sulfida
|
5,00
|
5,00
|
6,25
|
ppm (v/v)
|
6
|
Metal Merkaptan (CH3SH)
|
0,002
|
0,02
|
ppm
|
|
7
|
Ammonia (NH3)
|
1,00
|
5,00
|
ppm
|
|
8
|
Gas Klorin
|
0,20
|
0,25
|
0,30
|
GHCl/Nm3
|
9
|
Hidrogen klorida
|
0,40
|
0,50
|
0,60
|
GHCl/Nm3
|
10
|
Fluor, asal hidroflorida, atau senyawa
anorganik fluor
|
0,02
|
0,02
|
0,02
|
Gm asam hydrogen
fluoride/Nm3
|
11
|
Timah Hitam (Pb)
|
0,025
|
0,025
|
0,04
|
Gm/Nm3
|
12
|
Gas-gas asam
|
3,50
|
6,00
|
7,50
|
Gm SO3/Nm3
dari buangan gas
|
13
|
Seng (Zn)
|
0,1
|
0,1
|
0,15
|
Gm/Nm3
|
14
|
Air raksa (Hg)
|
0,01
|
0,10
|
0,15
|
Gm/Nm3
|
15
|
Cadmium (Cd)
|
0,015
|
0,015
|
0,025
|
Gm/Nm3
|
16
|
Arsen (As)
|
0,025
|
0,025
|
0,025
|
Gm/Nm3
|
17
|
Antimon (Sb)
|
0,025
|
0,025
|
0,04
|
Gm/Nm3
|
18
|
Radio Nuklida
|
-
|
-
|
-
|
|
19
|
Asap
|
-
|
-
|
-
|
Keterangan :
A = Baku mutu ketat
B = Baku mutu sedang
C = Baku mutu ringan
4.2.Laboratorium
Keberadaan
laboratorium dalam suatu pabrik sangat penting untuk mengendalikan mutu hasil produksi. Analisa yang dilakukan
dalam rangka pengendalian mutu meliputi analisa bahan baku dan pendukung,
analisa proses dan analisa kualitas produk.
Program kerja
laboratorium secara umum meliputi :
- Menganalisa bahan baku dan bahan penunjang yang akan digunakan
- Menganalisa produk yang akan dipasarkan
- Melakukan percobaan yang ada kaitannya dengan proses produksi
- Memeriksa kadar zat-zat yang dapat menyebabkan pencemaran pada buangan pabrik
4.2.1.
Program Kerja Laboratorium
Program
kerja laboratorium ini adalah melakukan analisa secara fisika dan kimia terhadap
semua stream yang berasal dari proses produksi maupun tangki serta mengeluarkan
“Log Sheet” untuk menjelaskan
spesifikasi hasil analisa. Analisa pada laboratorium ini dilakukan secara rutin
pada periode waktu tertentu.
Adapun analisa yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
- Analisa bahan baku dan produk
Analisa bahan baku
berupa etanol, Asam asetat, yang meliputi analisa komposisi, viskositas,
spesific gravity. Analisa terhadap bahan baku ini dilakukan satu bulan sekali
yaitu pada saat bahan baku datang.
Analisa
produk etil asetat, terdiri dari :
-
Kadar
etil asetat dengan menggunakan metode GC (Gas Chromatography)
-
kadar
impuritas dengan metoda spektofotometri.
-
Tes
penentuan titik leleh dan titik beku.
Analisa produk ini
dilakukan setiap 24 jam sekali. Selain itu juga menganalisa densitas,
viskositas dan specific gravity.
- Analisa bahan dalam aliran proses
Analisa bahan dalam aliran proses,
meliputi analisa viskositas, densitas, dan komposisi bahan pada produk keluaran
reaktor dan keluaran destilasi hasil bawah maupun hasil atas. Analisa ini
dilakukan setiap 6 jam sekali.
- Pemeriksaan mutu unit utilitas
Analisa di unit utilitas meliputi analisa :
-
Analisa raw
water yang berupa air sungai, meliputi analisa dissolved oxygen, kesadahan, pH,
total solid, serta oil and organic matter.
-
Air
pendingin, meliputi analisa pH, klor sisa dan kadar CaCO3, SO3,
PO4¯, SiO2¯.Serta kekeruhan.
-
Air
umpan boiler, meliputi analisa pH, jumlah zat padat terlarut, kadar Fe, kadar
CaCO3, SO3, PO4¯, SiO2¯.
- Pemeriksaan mutu air limbah, meliputi analisa kadar pH, jumlah etanol, asam asetat dan etil asetat terlarut.
4.2.2. Program Kerja Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
Kerja dan tugas dari laboratorium ini adalah melakukan
penelitian dan pengembangan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan
kualitas mineral terkait dalam proses untuk meningkatkan hasil akhir. Sifat
dari laboratorium ini tidak rutin dan cenderung melakukan penelitian hal-hal
baru untuk keperluan pengembangan. Dalam menjalankan tugasnya, laboratorium ini
senantiasa melakukan penelitian terhadap kondisi lingkungan serta mengadakan
pengembangan.
4.2.3. Alat – Alat Utama
Laboratorium
Alat –alat utama yang
digunakan untuk melakukan analisa-analisa dalam memproduksi etil asetat adalah
sebagai berikut :
a. Gas Chromatography ( GC )
Alat ini digunakan untuk
menganalisa Etil Asetat.
Tujuan
: Mengetahui kadar Etil Asetat
Prinsip : Etil Asetat yang terlarut diukur pada Gas
Chromatography ( GC )
b. Atomic Absorption
Spectrophotometer ( AAS )
Alat ini digunakan untuk menganalisa logam
terutama Fe, serta untuk menganalisa phospor dan silika pada area utilitas.
Tujuan :
Mengetahui kadar logam area
utilitas
Prinsip : Logam Fe, phospor dan silika yang terlarut diukur pada spektrofotometer serapan atom (AAS)
c.
Spektrofotometer UV-Visible
Alat ini digunakan untuk menganalisa silika,
phosphate, phosphor, kekeruhan, dan warna.
d. Autotitrator
Alat ini digunakan untuk menganalisa konsentrasi dari asam asetat.
e. Moisture Meter ( Karl
Ficher)
Alat ini digunakan untuk menganalisa
kandungan air yang digunakan untuk seksi reaksi dan pemurnian produk.
Prinsip
: H2O bereaksi dengan I2 yang membebaskan On
dan kemudian diikat dengan SO2 menjadi SO3
Cara Kerja :
Penetapan faktor Karl Fisher (F) yang dimaksud faktor KF
adalah banyaknya mg H2O yang mampu dititar oleh 1 ml pereaksi KF B.
f.
Conductivity Meter
Alat ini digunakan untuk mengukur konduktivitas yang ada pada pure water, blow down boiler, boiler feed
water dan juga raw water.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar